April 10, 2015

Pola Konspirasi Yahudi
Melihat dinamika perpolitikan dunia khususnya Indonesia, nampaknya cukup relevan bila hal tersebut dikaitkan dengan pola konspirasi Yahudi. Disadari atau tidak, suka atau benci, kita harus sadar, bahwa “mereka” memegang kontrol dunia walau hanya segelintir saja dimuka bumi ini. Apa saja pola konspirasi yahudi itu? Mari simak satu persatu.

Pertama, Perbanyak kejahatan.

Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan ketimbang kebaikan. Sebab itu, konspirasi harus mewujudkan “hasrat alami” manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.

Kedua, Kebebasan politik sesungguhnya utopis.

Walau begitu, konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari penguasa guna memperjuangkan idealisme yang utopis itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka.

Ketiga, Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya.

Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus mengapa dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.

Keempat, Lakukan cara apapun.

Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapapun yang ingin berkuasa, dia mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik. Cara haram akan mereka anggap halal, karena mereka takkan pernah menggunakan cara halal dalam menyebarkan konspirasi ini.

Kelima, Kebenaran adalah kekuatan konspirasi.

Dengan kekuatan, segala yang diinginkan akan terlaksana. Sebuah kebenaran yang dilakukan secara terpaksa (kebohongan publik yang dibuat seolah-olah benar) akan selalu digencarkan mereka demi mendapat kepercayaan bahwa mereka ada dipihak semua orang.

Keenam, Secret is number one!

Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial, kita harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat dimana tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi atau menghancurkannya. Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta Yahudi.

Ketujuh, Ambil simpati Rakyat

Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan konspirasi. Massa rakyat adalah buta dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat kecuali ia berlaku sebagai diktator. Inilah satu-satunya jalan. Maka dari itu, peran media sangat substansial dalam melancarkan misi ini.

Kedelapan, Kuasai sarana pencapaiannya.

Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah :minuman keras, narkotika, pengrusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu, konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.

Kesembilan, Nyalakan api kebencian.

Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung. Bermain di kedua belah pihak. Sehingga konspirasi akan memperoleh manfaat besar tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya.

Kesepuluh, Kami harus diakui!

Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi “tuhan” bagi rakyat. Dengan slogan itu, pemerintahan aristokrasi (pemerintahan dikuasai minoritas dan mendapat perlakuan spesial) keturunan yang tengah berkuasa di Perancis akan diruntuhkan. Setelah itu, konspirasi akan membangun sebuah pemerintahan yang sesuai dengan konspirasi.

Kesebelas, dikobarkannya perang dengan tetangga.

Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam harus menyeret negara tetangga agar mereka terjebak utang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari kondisi ini. Orang Yahudi ini ahli dalam mengambinghitamkan satu pihak. Mereka akan menyulut api kebencian satu negara dengan negara tetangganya. Jadi tidak perlu mengeluarkan biaya lebih kan? Keren memang rencananya.

Keduabelas, kuasai pemerintahan.

Pemerintahan bentukan konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan konspirasi. Tidak bisa yang lain. Ini demi kelancaran propaganda mereka, karena mereka tahu bila pemerintahan masih dikuasai orang kontra mereka, mereka akan sedikit kesulitan dalam bergerak dan melakukan lobi politik.

Ketigabelas, Konspirasi akan menguasai opini dunia.

Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan 1000 orang non-Yahudi (gentiles/ghoyim) sebagai balasannya. Terbukti bahwa saat ini, berbagai media terkenal dan tersohor adalah milik mereka. Maka dari itu mereka akan seenak hati menyebarkan propaganda sesuai dengan yang diinginkan atau dengan kata lain memutarbalikkan fakta.

Keempatbelas, membasmi rezim kontra mereka.

Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, maka pemerintahan baru yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggung-jawab atas terjadinya kekacauan ini. Hal tersebut akan menjadikan rakyat begitu percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan pahlawan dimata mereka.

Kelimabelas, Krisis ekonomi.

Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan. Secara, ketika kurs rupiah melemah, maka pemerintah dipaksa meminjam suntikan dana ke IMF (International Monetary Fund) atau bank Dunia untuk membantu pembelanjaan pemerintah karena harga belanja yang kian melonjak.

Keenambelas, Penyusupan ke dalam jantung freemason Eropa

Hal tersebut dilakukan agar bisa mengefektifkan dan mengefisienkannya. Pembentukan bluemasonry akan bisa dijadikan alat bagi konspirasi untuk memuluskan tujuannya. Jaringan freemason ini tersebar di seluruh dunia, terutama dibanyak negara eropa yang memiliki kekuatan finansial dan militer baik seperti Inggris, Prancis, Jerman, dll untuk meminta bantuan.

Ketujuhbelas, sebarkan ini sampai rakyat histeria.

Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan susila dari kehidupan.

Kedelapanbelas, timbulkan terus kekacauan

Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi ini. Kita ambil contoh kasus di berbagai negara arab seperti Afghanistan, Pakistan, Irak, dll. Mereka seolah-olah “hero” dengan mengambil opini “sang penyelamat kedamaian” karena membasmi terorisme.

Kesembilanbelas, ambil petugas kenegaraan dari kelompoknya.

Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasehat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim baru dan juga ditingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya dari balik layar.

Keduapuluh, Monopoli Ekonomi.

Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia, hingga tidak ada satu kekuatan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa bebas memainkan krisis suatu negeri.

Keduapuluhsatu, kuasai SDA negara non-Yahudi

Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan. Kita lihat saja Indonesia yang mulai disusupi berbagai perusahaan asing dengan nilai investasi dimulai milyaran hingga trilyunan rupiah. Tidak ada kesemuanya yang memprioritaskan Indonesia. Semuanya hanya mementingkan negaranya (baca: Yahudi).

Keduapuluhdua, jual senjata.

Meletuskan perang dan memberinya-menjual-senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin. Perlu diketahui juga, perputaran uang untuk jual beli senjata akan semakin cepat bila peperangan dibanyak negara (yang diacak-acak oleh Yahudi) khususnya arab sana dengan dalih membasmi terorisme.

Keduapuluhtiga, Rezim terselubung.

Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan programnya. Ini yang kita kenal dengan pemberontak. Mereka (Yahudi) seolah-olah kaum tertindas yang diserang membabi-buta oleh Muslim, padahal kenyataannya tidak. Maka mereka akan menempatkan orang-orang khusus untuk lobi politik dengan mitra mereka untuk menyusun strategi rezim terselubung sebagai kaum pemberontak.

Keduapuluhempat, Kuasai anak muda.

Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan. Juga mereka akan bahagia membasmi anak muda muslim yang hafidz (hafal al-Quran) karena mereka takut dengan anak yang sudah bisa menghafal Quran. Mereka ketakutan, akan seperti apa mereka nanti bila masih kecil saja sudah hafal Quran.

Keduapuluhlima, rubah undang-undang

Konspirasi akan menyalahgunakan undang-undang yang ada pada suatu negara hingga negara tersebut hancur karenanya. Ini adalah pola konspirasi terakhir yang mereka canangkan. Sebuah finalisasi agenda yang menjadi titik ukur keberhasilan sempurnanya.
09-04-15 Konspirasi Yahudi
Ngeri memang membaca pola konspirasi Yahudi tersebut. Tapi kita tidak seharusnya tinggal diam. Mereka berjumlah sedikit, sangat sedikit. Peran media lah yang membuat mereka “seakan-akan” kuat dan lincah dalam bergerak. Mereka sebenarnya penakut. Untuk menghadapi anak kecil saja mereka menodongkan Tank. Apa bukan penakut itu?
Itulah tulisan mengenai pola konspirasi yahudi, semoga bermanfaat. Sumber tulisan

April 6, 2015

Catatan Kecil Rapor Rezim Jokowi
Menanggapi 5 bulan pasca pelantikan Jokowi sebagai presiden, kali ini saya ingin menulis sebuah Catatan Kecil Rapor Rezim Jokowi yang mungkin bisa bermanfaat untuk pembaca.
Rezim JOKOWI lebih parah dari ORBA terhadap ISLAM.
Jokowi merupakan sosok pemimpin yang terlahir dari peran besar media sekuler dukungan asing. Hal ini tentunya menimbulkan sebuah momok terhadap rakyat Indonesia yang notabene Muslim. Sebagai contoh adalah ketika ia menjabat sebagai walikota Solo dan menggandeng wakil walikota yang berasal dari golongan kafir bernama FX Hadi Rudyatmo. Lalu Jokowi mencalonkan menjadi Gubernur DKI dan berhasil menyematkan status Gubernur DKI dengan meninggalkan Solo dipimpin orang kafir untuk pertama kali.

Begitu pula nasibnya dengan DKI Jakarta, ibukota Republik Indonesia ini juga memiliki masyarakat mayoritas Islam dan belum pernah dipimpin oleh orang kafir sebelumnya. Namun hal ini berbeda ketika Jokowi mencalonkan diri menjadi presiden, dan meninggalkan Jakarta dipimpin oleh keturunan Tionghoa, yakni Basuku Tjahja Purnama atau akrab disapa Ahok.

Sungguh catatan miris terhadap Muslim Indonesia. Ketika dua daerah berbeda yang sebelumnya tidak pernah dipimpin kafir, namun kini Jokowi memecahkan rekor tersebut dengan “keserakahan” kekuasaannya.

Langkah keberhasilannya merebut hati rakyat memang menggunakan cara unik dan terbilang jarang digunakan kandidat lain. Ketika masa-masa kampanye dulu, Jokowi dan timses (tim sukses) menggembor-gemborkan prestasi yang bersifat temporer (sementara) semata. Kita ingat pada tahun 2009 dengan mobil Esemka yang berasal dari “tangan karya modus” walikota Solo menghipnotis Indonesia akan sosok pemimpin inspiratif yang betul-betul mengedepankan produksi dalam negeri. Namun apa kabar Esemka saat ini? Entah kemana kabarnya mobil tersebut yang hingga saat ini belum lagi menghiasi pemberitaan media. Dan hebatnya lagi, sejak saat itu Jokowi mendapat gelar walikota terbaik di dunia berdasarkan majalah New York Times. Sebuah majalah milik Amerika yang notabene kaum sekular dan penyokong utama Jokowi untuk tembus mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI.

Kita juga pasti masih ingat dengan gerakan “blusukan” yang sangat populer ketika Jokowi sibuk mencalonkan menjadi Presiden RI yang ternyata berhasil menjadi “icon” perjuangan bagi “wong cilik” karena ia begitu dekat dengan rakyat. Timses Jokowi ini memang cerdas dalam membuat isu publik yang tengah dibutuhkan masyarakat. Sosok yang selama ini memang diidam-idamkan menjadi pemimpin yang tidak hanya untuk DKI tapi seluruh Indonesia. Terbukti, dengan gerakan ini Jokowi berhasil memenangkan Pilpres 2014 lalu.

Bahkan ketika ia menjabat menjadi presiden RI, ia tetap menggunakan trik blusukan ini untuk menjaga image “pembela wong cilik” supaya tidak muncul istilah “kacang lupa pada kulitnya”. Ketika duduk di kursi presiden, Jokowi tetap bisa dekat dengan rakyat.

Setelahnya ia terpilih jadi presiden dengan menggandeng politisi senior yang tempo lalu di pilpres 2009 “gagal” adalah Jusuf Kalla (JK), Jokowi juga menggandeng beberapa nama dalam Kabinet Indonesia Kerja orang-orang dari golongan kafir, mereka adalah:

  1. 1. Kepala staf kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan (Kristen Protestan)
  2. 2. Kepala tim ahli wakil presiden, Sofyan Wanandi (alias Liem Bian Koen – Katolik)
  3. 3. Sekretaris kabinet, Andi Wijayanto (Kristen Protestan)
  4. 4. Anggota dewan pertimbangan presiden, Rusdi Kirana (Kristen Protestan)
  5. 5. Kepala badan kordinasi penanaman modal, Franky Sibarani (Kristen Katolik)

Walau terbilang bukan jabatan strategis dalam pemerintahannya, namun pemasangan perwakilan kafir di kabinet ini cukup “berani” diambil oleh Jokowi.

Dari beberapa kejadian diatas, ini mengindikasikan bahwa pemerintahan Jokowi memang benar-benar sedang menggoda sang macan untuk bangun. Dia sedang menguji kesabaran dari mujahid muslim di berbagai pelosok daerah untuk bertindak. Namun kami disini bukan hanya berembel-embel Muslim, kami berbicara sebagai seorang rakyat Indonesia yang prihatin akan langkah pemerintahan yang terkesan ngaco dan berani dengan Islam.

Baru-baru ini – di tahun anggaran tahun 2015 – pemerintah telah resmi menyetop suplai anggaran untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang notabene sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk umat Islam. Posisi MUI disini sungguh esensial karena Indonesia sebagai Negara dengan penduduk mayoritas Islam, maka dari itu sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah. Berbeda dengan ormas lain yang memang hidup dengan anggotanya itu sendiri. MUI ini ibarat sesepuh di pemerintahan, walau tidak tercatat secara struktural, tapi arahan dan fatwa-fatwanya harus diperhatikan oleh pemerintahan demi menjaga keutuhan NKRI kedepannya. Dan rezim Jokowi ini malah memberhentikan suplai anggaran yang tentunya dana tersebut dialokasikan untuk kemaslahatan umat Islam sebagai pemeluk agama juga sebagai penduduk Indonesia.

Kebijakan lain rezim Jokowi yang “melabrak” Islam datang dari kementrian komunikasi dan informatika (Kemenkominfo) dengan memblokir 21 situs islam Indonesia pada tanggal 30 Maret 2015 yang sangat mengagetkan masyarakat Indonesia. Kemenkominfo menegaskan bahwa 21 situs tersebut diduga memiliki paham radikal dalam menyebarkan ajaran Islam, sesuai dengan permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Situs-situs tersebut adalah:
  1. 1. Arrahmah.com
  2. 2. Ghur4ba.blogspot.com
  3. 3. Muqawamah.com
  4. 4. Voa-islam.com
  5. 5. Panjimas.com
  6. 6. Lasdipo.com
  7. 7. Hidayatullah.com
  8. 8. Thoriquna.com
  9. 9. Gemaislam.com
  10. 10. Dakwatuna.com
  11. 11. Salam-online.com
  12. 12. Eramuslim.com
  13. 13. Kafilahmujahid.com
  14. 14. Aqlislamiccenter.com
  15. 15. Daulahislam.com
  16. 16. An-najah.net
  17. 17. Kiblat.net
  18. 18. Shoutussalam.com
  19. 19. Muslimdaily.net
  20. 20. Dakwahmedia.com
  21. 21. Azzammedia.com
  22. 22. Indonesiasupportislamicatate.blogspot.com

Saya pribadi tak habis pikir, kok bisa-bisanya rezim Jokowi memblokir situs-situs tersebut. Dari beberapa situs diatas adalah yang sering saya kunjungi karena mengandung informasi dan berita yang bagus juga berbobot mengenai Islam. Tidak ada sama sekali artikel yang menandakan pertentangan atau radikalisme seperti yang dituduhkan BNPT. Kalau era SBY, situs-situs yang di filtering itu situs berbau pornoaksi dan pornografi, lah kok sekarang malah situs berbau Islam? “Kunaon Jok? Sieun ku Islam? Anjeun urang Islam lin?”

Anehnya lagi, mengapa situs-situs berbau liberal dan menyesatkan – seperti ahlulbaitindonesia.com (milik Syiah), islamlib.com (Liberalis), islamtoleran.com (Sekular) – malah tidak disentuh sama sekali. Ini semakin membingungkan umat Islam. Namun bagi orang yang mengetahui dan paham mengenai “siapa dibalik tangan kekuasaan Jokowi”, tentu tidak mengherankan dengan kejadian-kejadian seperti ini. Namun bila dibiarkan, tentu saja ini akan menjadi masalah besar yang tidak hanya akan meruntuhkan keyakinan umat Islam dalam beribadah, juga akan merubuhkan azas dan sistem NKRI itu sendiri karena melibatkan langsung penduduk Muslim Indonesia. Dan kalau boleh saya bilang, rezim jokowi lebih parah dari ORBA terhadap Islam.

Saya hanya bisa berharap agar rezim Jokowi-JK bisa diberikan hidayah oleh Allah SWT dengan betul-betul mengedepankan kepentingan Negara, bukan kepentingan asing yang merantai kekuasaan presiden “boneka”nya. Saya sangat cinta Indonesia. Cinta akan tanah air ini. Cinta bumi pertiwi. Cinta segalanya tentang Indonesia. Begitu pula dengan masyarakat lain yang sangat mencintai Indonesia ini.

Maka dari itu, tolong. Tolong pehatikan kami, bukan malah memperhatikan mereka. Tolong jangan biarkan kebencian ini semakin menjadi-jadi dengan tingkah laku dan kebijakan anda yang “menantang” kami, Masyarakat Muslim Indonesia. Semoga rezim kali ini bisa menjalankan tugas dengan maksimal, bisa menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dan perannya. Anda tidak tertarik akan gemerlapnya dunia, anda tidak takut akan “kungkungan” antek-antek asing, anda tidak (lagi) tertarik akan tawaran menggiurkan dari musuh Negara. Tidak memperdulikan para gurita ekonomi dunia yang hanya ingin kekayaan Indonesia. Semoga anda semakin cinta Indonesia.

Itulah sebuah catatan kecil rapor rezim Jokowi dari saya. Ditunggu komentar dari para pembaca, terimakasih.

Referensi:
1. fpi.or.id
2. wikipedia.com
3. duniamuallaf.blogspot.in
4. nasional.inilah.com
5. hukumonline.com

January 19, 2015

Mukjizat Lalat dan Penelitian Abad 20
Bismillah. Kali ini saya akan share tulisan tentang mukjizat Lalat dan Penelitian Abad 20 oleh Joan Clark. Tulissn ini diambil dari situs bersama dakwah. (Link dibawah)
-
Sewaktu muda, Syaikh Abdel Daem Al Kaheel pernah tak mampu menjawab pertanyaan orang ateis yang menghina salah satu hadits Nabi. “Bagaimana mungkin Nabi kalian menyuruh menenggelamkan lalat yang hinggap di minuman sembari menjelaskan di salah satu sayapnya ada obat. Lalu kalian mau meminum minuman seperti itu?” tanyanya nyinyir.
-
Al Kaheel paham bahwa yang dimaksud orang atheis tersebut adalah sabda Rasulullah:
-
إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِى شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ، ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ ، فَإِنَّ فِى إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً
“Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat” (HR. Al Bukhari)
-
Tentu sebagai mukmin ia yakin dengan kebenaran hadits ini. Tetapi, bagaimana menjelaskan kepada orang atheis yang tidak mempercayai apapun kecuali materi?
-
Beberapa tahun kemudian, ketika menulis buku Asrar As Sunnah An Nabawiyah (Rahasia Sunnah Nabi), Syaikh Abdel Daem Al Kaheel menjelaskan kebenaran hadits ini dalam satu bab tersendiri dengan didukung oleh sejumlah penelitian, terutama penelitian Joan Clark.
-
Dokter dari Australia itu melakukan penelitian tentang lalat dan menemukan bahwa permukaan luar tubuh lalat mengandung antibiotik yang dapat mengobati banyak penyakit. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa obat pada sayap itulah yang membuat lalat tidak terkena penyakit yang dibawanya sendiri.
-
Hasil penelitian Joan Clark ini cukup mengejutkan sekaligus memancing banyak ilmuwan lain untuk melakukan penelitian berikutnya. Hasilnya menunjukkan fakta lebih rinci bahwa cara terbaik mengeluarkan zat antibiotik pada lalat adalah dengan cara mencelupkannya ke dalam air. sebab, zat antibiotik tersebut terutama terdapat pada permukaan luar tubuh dan sayapnya.
-
Setelah penelitian tersebut, seorang dokter dari Rusia kemudian mengembangkan pengobatan baru dengan lalat. Sedangkan Profesor Juan Alvarez Bravo dari Universitas Tokyo mengisyaratkan pengembangan pemanfaatan ekstrak lalat untuk pengobatan.
-
Dalam Fatawa Mu’ashirah, Syaikh Dr Yusur Qardhawi ketika menerangkan hadits lalat ini juga menguatkannya dengan hasil penelitian yang menunjukkan kebenaran sabda Rasulullah bahwa dalam sayap lalat terdapat obat untuk menetralisir penyakit yang terdapat pada sayapnya yang lain.
-
Masya Allah… fakta-fakta ilmiah ini baru terungkap mulai abad ke-20. Sedangkan Rasulullah telah mensabdakannya 13 abad sebelumnya. Lalu siapa yang mengajari Rasulullah kalau bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Hal ini juga menjadi salah satu bukti kebenaran Islam yang seharusnya membuat iman dan rasa syukur kita kian meningkat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]
Sumber

May 14, 2014

Mata Kita Buta Setiap Hari
Tahukah kamu, bahwa kita ternyata akan selalu mengalami kebutaan sekitar 40 menit setiap harinya yang sengaja dilakukan oleh sistem penglihatan kita sendiri?

Jadi begini ceritanya, ketika bola mata kita bergerak, ada samar cepat yang terjadi saat kita mengalihkan pandangan dari objek satu ke objek selanjutnya. Dan ternyata, diketahui bahwa otak kita tidak memiliki kemampuan untuk menangkap samar tersebut.

Selanjutnya, apa yang dilakukan oleh sistem penglihatan kita adalah menghapus samar yang terjadi dari ingatan kita dan menggantinya dengan objek selanjutnya yang akan kita lihat. Hal ini disebut dengan saccadic masking (penyamaran saccadic). Masih belum jelas?

Mari kita lakukan percobaan kecil. Pertama, carilah jam analog (bukan jam digital ya, percobaan ini hanya bisa dilakukan menggunakan jam yang memiliki jarum penunjuk waktu). Lalu, coba lihat suatu benda, apa saja, dan dengan cepat alihkan pandanganmu ke arah jam tersebut. Ada yang aneh?

Coba perhatikan. Saat kita melihat jam, gerakan jarum detik pertama yang kita lihat akan terasa lebih lama dibandingkan gerakan selanjutnya.

Ketika mata melirik dengan cepat, persepsi waktu merenggang sedikit ke belakang. Otak kita mencatat bahwa kita telah melihat jam sedikit lebih lama dari waktu yang sesungguhnya.

Gambaran sederhana Saccadic Masking
Ilusi ini dikenal dengan sebutan ilusi jam-berhenti. Meskipun hal ini terjadi setiap kali mata kita mengalihkan pandangan dari satu titik fiksasi ke titik selanjutnya, hal ini jarang kita sadari. Alasannya adalah otak telah mengisi jeda waktu saat mata kita bergerak melihat benda satu ke benda berikutnya.
Subhanalloh
Wanita Lebih Unggul dalam 6 Hal daripada Pria
Menurut sejumlah riset, wanita bisa lebih unggul ketimbang pria. Dalam hal apa saja wanita lebih baik ketimbang kaum Adam. Berikut ini hasil pemaparan berbagai riset mengenai keunggulan wanita seperti dikutip Cosmpolitan:

1. Tulisan Tangan
Wanita memiliki kemampuan yang lebih baik dalam urusan tulis menulis dibandingkan pria. Hal ini terjadi sudah dari saat mereka kecil ketika mempelajari menulis huruf abjad. Serat-serat saraf yang mengontrol keterampilan motorik di otak laki-laki tidak sebaik yang perempuan miliki. Pada saat itu anak perempuan lebih baik mempelajari tulisan tangan ketimbang anak laki-laki.
(Tapi tidak denganku, tulisan tanganku bagus ah... hihi)

2. Sadar untuk Makan Sehat
Universitas Minnesota melakukan sebuah survei terhadap lebih dari 14 ribu orang yang mengungkapkan bahwa wanita lebih menjaga kesehatannya dengan memakan makanan yang sehat dibandingkan pria. Saat pria memilih pizza dingin di kulkas, wanita lebih memilih buah-buahan yang memiliki lebih banyak nilai nutrisi dan rendah kalori.
(Satuju ieu mah...)

3. Lebih Cepat Belajar
Penelitian yang dilakukan Universitas Goegia dan Universitas Columbia menemukan kalau wanita lebih cepat belajar ketimbang pria. Hal itu karena pada dasarnya wanita punya kemampuan untuk lebih mengembangkan pikirannya. Menurut riset tersebut wanita lebih penuh perhatian, fleksibel dan teroganisir. Jadi saat bekerja, wanita lebih mudah memahami tugas yang diberikan ketimbang rekan kerja prianya.
(Karasa oge...)

4. Lebih Pintar
Berdasarkan riset tes IQ dari berbagai belahan dunia, wanita memiliki IQ yang lebih tinggi daripada pria. Penelitian itu dilakukan oleh James Flynn yang meneliti IQ berbagai orang di dunia mulai dari Amerika, Eropa, Kanada, New Zealand, Argentina dan Estonia. Dari risetnya diketahui IQ wanita berada di atas rata-rata.
(Ah henteu oge..., mun rajin mah ia)

5. Lebih Mengesankan Saat Wawancara Kerja
Sebuah riset yang dilakukan University of Western Ontario mengungkapkan wanita lebih bisa mengatasi stres saat wawancara kerja. Penelitian menemukan meskipun wanita lebih panik saat melakukan persiapan wawancara, ketika hari-H kita justru lebih mengesankan pihak pewawancara ketimbang pria. Hal itu tentu saja karena wanita lebih mempersiapkan diri ketimbang kaum Adam.
(mm.. Maenya sih?)

6. Imunitas Tubuh Lebih Baik
Penelitian yang dilakukan Universitas McGill melihat bahwa wanita memiliki sistem imun lebih baik ketimbang pria. Hal itu karena hormon estrogen di dalam tubuh membuat wanita bisa melawan infeksi lebih kuat. Dalam hormon estrogen ada enzim tertentu yang menjadi proteksi pertama tubuh ketika diserang bakteri dan virus. Imunitas yang lebih baik ini membuat wanita lebih panjang umur ketimbang pria. Sekitar 85% orang yang berumur lebih dari 100 tahun adalah wanita.
(Ya ya ya...)

Sumber

May 10, 2014

Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Masihkah?
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Masihkah?
Terpujilah wahai engkau, Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti, trimakasihku untuk pengabdianmu.
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan,
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa
(Sartono)

Melihat, mendengar, dan membaca hymne guru diatas tentunya memiliki makna yang sangat mendalam dan menyentuh bagi para guru maupun murid. Kata orang, “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Namun ada sesuatu yang mengganjal pikiran saya mengenai eksistensi seorang guru pada zaman ini, masih relevan-kah predikat guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”? Mengingat memang perjuangan mereka yang tak kenal lelah dalam mengorbankan waktu bahkan tenaga demi masa depan para pewaris bangsa, Negara dan tentunya Agama.


Dari hymne diatas, guru disanjung dan dipuja luar biasa karena diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan, sebagai embun penyejuk dalam kehausan, dan sebagai patriot pahlawan bangsa. Namun apakah cukup hanya berhenti pada sekadar sanjungan dan pujian? Terlebih di akhir bait lagu tersehut dikatakan guru adalah patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. Cukupkah seorang guru hanya diberi gelar “Pahlawan tanpa tanda jasa” dizaman yang penuh dengan nuansa materialistis ini?

Di zaman yang semakin susah ini, orang tidak akan mampu hidup hanya dengan sanjungan dan pujian. Gelar “pahlawan tanpa tanda jasa” tidak akan mampu memberi hidup yang layak bagi mereka, bahkan justru membebani; yang dibutuhkan bukan sekadar sanjungan atau pujian atau gelar, lebih pada perhatian dan penghargaan atas suatu pengabdian yang begitu luar biasa.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana ceritanya seorang guru diberi gelar tersebut dan kaitannya dengan realitas sekarang ini? Sepengetahuan penulis, guru diberikan gelar tersebut ketika dulu sosok seorang guru yang belum sebanyak saat ini. Mereka yang berani mengambil langkah puluhan kilometer demi mengajar, walaupun banyak pula murid yang sama demikian. Ditambah dengan pendapatan yang tidak besar bahkan kekurangan dari segi materi. Sungguh ironis. Disaat suatu bangsa bisa berdiri tegak dan kuat, mereka lupa bahwa ada sosok guru dibalik keberhasilan bangsa tersebut.

Tidak akan pernah ada pemimpin dunia tanpa seorang guru. Takkan pernah ada peradaban bila tidak ada guru didalamnya. Guru adalah pelita. Guru adalah pusaka. Guru bagaikan cahaya. Hanya tinggal kita saja, para muridnya yang mengambil sikap dan langkah “kanan” atau “kiri”. Tapi itu bukan salah mereka. (Rasyid)

Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang memiliki pemimpin yang sudah hebat dari sejak ia lahir. Ia akan selalu membutuhkan seorang guru. Guru ini bermakna luas. Guru ini tidak hanya mereka yang datang menggunakan sepeda butut, sepatu kucel, baju hanya itu-itu saja. Tapi esensi guru adalah pengajar, pemberitahu, pemberi ilmu. Bahkan orangtua kita pun sebenarnya adalah guru kita. Kita bisa mengambil pelajaran dari adik kelas kita. Kita bisa mengajarkan sesuatu kepada orangtua kita.

Disaat posisi guru mengalami degradasi materi, pemerintah Indonesia melakukan uji materi UU Sisdiknas tahun 2003 dan memulai sebuah program bernama sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat Indonesia. Apa itu sertifikasi??

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi dengan mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Bagi guru yang lulus sertifikasi berhak menerima tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui Dana Alokasi Umum terhitung mulai bulan Januari tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik.

Intinya, sertifikasi guru ini sebagai langkah pemerintah Indonesia menyejahterakan guru demi tercapainya mutu pendidikan Indonesia yang baik. Kesejahteraan disini bermakna materi (baca: duit). Asumsinya, bila guru sejahtera, maka kinerja guru akan makin baik. Dengan kinerja baik, maka pendidikan pun akan berjalan optimal. Bila pengajaran dan pendidikan berjalan normal, maka peserta didik pun akan berprestasi baik.

Namun nampaknya pemerintah lupa beberapa hal. Pertama, factor penentu keberhasilan mutu pendidikan suatu Negara BUKAN hanya ditentukan oleh kesejahteraan materi seorang guru. Diperlukan pula sebuah madrasah akhlaq bagi para guru. Karena dewasa ini banyak diberitakan bahwa program sertifikasi guru itu bukannya malah membuat kinerja mengajar semakin baik, justru sebaliknya. Ini berkaitan erat dengan etika (akhlaq) guru itu sendiri dalam menyikapi pemberian dana hibah tersebut.

Kedua, kurang atau bahkan tidak efektifnya sistem penetapan ujian sertifikasi dengan format portofolio. Buktinya sudah menjadi barang umum bahwa ujian sertifikasi diwarnai dengan plagiatisme. Dan banyak lagi poin-poin mengenai catatan sertifikasi sebagai langkah perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.

Hal yang ingin saya bahas disini adalah mengenai eksistensi dan tanggungjawab seorang guru dengan label “pahlawan tanpa tanda jasa” itu. Suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, label tersebut akan selalu menempel dalam seorang guru (baca: guru sekolah/madrasah).

Bila didunia agamis (baca: pesantren) mungkin posisi guru masih mendekati dengan label pahlawan tanpa tanda jasa itu, walaupun sekarang program sertifikasi sudah merambah ke dunia madrasah (MI, MTs, dan MA). Bukan berarti pula di sekolah umum jauh dari harapan pemerintah khususnya yang justru malah memperburuk citra guru itu sendiri.

Beberapa waktu kebelakang, kita dikejutkan dengan berita pencabulan guru di salah satu sekolah internasional di Jakarta. Banyak juga oknum-oknum guru yang memandang anak didiknya sebagai lahan menghasilkan uang demi kepentingan mereka sendiri dan komunitasnya. Bahkan tak jarang biaya sekolah pun menjadi sangat mahal yang secara otomatis akan menyeleksi orang-orang yang tidak mampu dalam membayar uang sekolah.

Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah di manakah posisi guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa? Apakah karena mereka kian membantu memberikan jawaban Ujian Nasional kepada anak didiknya? Atau mereka yang lebih suka memakan gaji buta tanpa memberikan pelajaran kepada muridnya? Atau bahkan mereka yang dengan bangganya menodai (mencabuli) kesucian anak didiknya sendiri?
Guru adalah sebuah profesi di bidang pendidikan. Peran guru memang penting demi kemajuan bangsa yang dimulai dari bidang pendidikan hingga bidang-bidang yang lainnya. Terlepas dari pandangan tepat tidaknya predikat “pahlawan tanpa tanda jasa” tersebut, masih banyak hal lain yang bisa diambil hikmahnya dari tugas seorang guru.

Peran moral dan sosial adalah salah satu hal yang tak lepas dari guru. Ketika seseorang telah berkomitmen untuk menjadi seorang guru, maka dia juga harus siap untuk menjadi teladan bagi murid-muridnya, baik dari segi pengetahuan ataupun akhlaknya. Selain itu, dia juga harus bisa mewariskan cita-cita luhur para pahlawan bangsa, yang telah gugur, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertera di Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itulah kita juga harus yakin bahwa tak semua guru pada zaman seperti saat ini hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja. Masih banyak sekali orang-orang yang berprofesi sebagai guru dan tetap menjalankan amanahnya sebagai pribadi yang ikhlas dalam mengamalkan ilmunya bahkan rela menghabiskan waktu mereka demi mendapatkan anak didik yang cerdas dan berguna bagi nusa dan bangsa.

Sumber inspirasi