March 14, 2015

Masih Belajar dan Akan Terus Belajar

Kali ini ana ingin sedikit bercerita tentang sebuah ungkapan yang sangat memotivasi ana selama masa sekolah bahkan sampai saat ini, kalimat itu adalah "Masih Belajar dan akan terus Belajar". Ana tidak akan membahas tentang mengapa bisa menyukai kalimat tersebut, karena panjang sekali, dan butuh waktu khusus. Hehe... Lebay. Ana ingin bercerita tentang realita kalimat tersebut dengan yang ana alami saat ini.

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan untuk dibahas saat ini - saat muda, saat remaja - selain membahas "cinta" betul? Yaa walau banyak yang tak menyangka ana masih 23an (boros wajah katanya), namun nyatanya ana masih tertarik untuk membahasnya.

Ana akan mempersempit pembahasan langsung kepada manusia. Kepada lawan jenisnya. Namun perlu diperhatikan, bahwa ini hanya hal kecil dari banyaknya kepentingan dalam hidup ana sebagai manusia.

Ana pernah membaca sebuah pesan dari meme yang cukup menggugah hati. Ceritanya gini: "wanita itu ingin dimengerti dengan cara yang sulit dimengerti". Satu lagi: "Kamu adalah apa yang aku tulis dan aku adalah apa yang tak pernah kau baca". Pernah denger? Mungkin. Menarik ya? Hehe...

Dari beberapa kasus yang saya alami sendiri, memang wanita iti mahluk kompleks, penuh tanya dan perlu bekerja keras untuk mendapat perhatiannya. Namun bila kita sudah mendapat simpati darinya, mereka akan memberikan segalanya kepada kita, bahkan harga dirinya. Ya. Harga dirinya.

Maka dari itu, wanita pintar dan beragama menerapkan proteksi/pelindung untuk menjaga harkat dan martabatnya agar tidak terjerumus dalam permainan cinta. Ya, cinta itu ibarat permainan. Kita harus tahu cara memainkannya agar kita menikmatinya. Kita bisa terus mengulanginya, sebanyak dan sesering kita mau.

Wanita punya beribu cara "aneh" untuk membuat mereka mahal dan patut diperjuangkan. Ana sebagai pria terkadang kebingungan bila menghadapi wanita demikian. Tapi sebagai seorang pria, semakin "aneh" wanita bertindak, maka semakin tertantang untuk mendapatkannya. Beneran. Ini yang ana rasakan sebagai pria.

Kalo tadi ana bilang: "namun bila kita sudah mendapat simpati darinya (wanita), mereka akan memberikan segalanya". Dan kalau pria sudah cinta pada wanita, seaneh apapun sikapnya, maka ia takkan meminta hal yang belum saatnya ia miliki, sampai wanita mengijinkannya.
Tadi sempet ana singgung tentang harga diri kan? Nah, wanita kalo udah cinta bisa memberikan segalanya. Tapi pria kalo udah cinta, takkan minta yang aneh-aneh yang belum waktunya. Cukup adil bukan?

Kadang ana sendiri sering menuntut wanita akan sesuatu untuk dilakukan, bahkan akan yang belum saatnya dipinta. Disana ana kadang berfikir, "cintakah ana padanya? Disaat hal rahasia itu belum waktunya, masih pantaskah ana disampingnya?" Pertanyaan yang terkesan "alay" memang, tapi itulah faktanya.

Saat ana ingin quick response darinya, ternyata ada saja hal yang mengganjal dan membuat jadi slow response.
Saat ana ingin informasi lebih, kutanyakan banyak hal sehingga (mungkin) dia kebingungan menjawabnya.
Saat ana butuh bersamanya (di dunia virtual), namun waktu yang tidak tepat dan Allah belum mengizinkan kita saling berkomunikasi.
Saat ana banyak membuka akun-akun sosialnya, berharap ada sesuatu yang bisa buat hatiku tenang dan jari ini mengetikkan komentar, namun belum ada.
Saat ana butuh balasan "kehangatan" dan terkadang ia balas dengan ketidakjelasan.

Semua pengalaman itu terjadi bukan karena kesalahan keadaan. Tapi itu murni kesalahan pengertian. Mungkin ia sedang bekerja sehingga tak membalas dengan segera chat ana.

Dia sering kebingungan dengan banyaknya pertanyaan yang ana ajukan. Kita saja kalo diberi pertanyaan beruntun - walau gampang - tetep bingung mau jawab apa. Ya kan? Hehe...
Saat ana memiliki passion "socialite" sedangkan dia tidak (atau mungkin belum). Itulah yang menjadikan ana memiliki banyak akun sosial dibandingkan dia. Makanya dumay itu adalah kehidupan kedua bagiku. Berbeda dengan dia, yang masih meraba dan belum mengetahui manfaat dan madhorotnya.

Daaaaannn banyak lagi hal yang ternyata hanyalah sebuah kesalahpengertianan ana padanya.
Teruntuk dia, #MyFebruary, ana minta maaf untuk keegoisannya. Disitulah makna Masih Belajar dan akan terus Belajar tercipta dan termakna. Semoga mengeti. Hehe...

Dan buat ana pribadi, semoga tulisan ini bisa lebih meningkatkan positifitas dalam berfikir. Tak main cepet memutuskan tanpa berfikir panjang. Yaa... Masih Belajar dan akan terus Belajar.

Makanya, terkadang saya selalu inget dua istilah itu, "wanita itu ingin dimengerti dengan cara yang sulit dimengerti". Satu lagi: "Kamu adalah apa yang aku tulis dan aku adalah apa yang tak pernah kau baca" itu karena kekhilafan ana akan keadaan yang sudah tercipta ini. Mmm....

Bagaimanapun juga, terimakasih karena masih berada disampingku walau banyak alasan untukmu meninggalkanku.


Sekian tulisan sederhana tentang masih belajar dan akan terus belajar ini. Sebuah coretan #TintaMerah teruntuk pemilik #TintaBiru yang sedang menunggu disana. Have a nice day and see you here.

0 comments: