Pernah dengan lantang kalian mengatakan; “saya Indonesia!”?
Sudahkah kita sebagai orang Indonesia merasa bangga lantaran hidup di tanah air ini? Pernahkah kita merasa hina bila oranglain mencerca Negara kita? Atau kita sudah bisa merasakan bagaimana sikap kita terhadap suasana yang terjadi di Negara kita ini? Dengan keindahan geografis, kesempurnaan alam, kekayaan sumber daya, sampai pada berbagai kasus tindak pidana yang terjadi disini.
Namun apa yang terjadi saat ini? Disaat para remaja 2014 sibuk dengan mode “selfie”, “galau”, “eksis di medsos”, dan mode lainnya, dengan tidak sadar mereka sudah mengabaikan bahkan melupakan mengenai cerita heroik bagaimana Indonesia bisa merdeka hingga saat ini, walaupun kemerdekaan itu masih jauh dari kata “aman dan tenteram”. Tapi saya tidak akan membahas mengenai indeks kemerdekaan.
Tapi tidak sedikit pula para remaja 2014 ini mulai banyak yang menulis mengenai kehebatan Indonesia saat ini, tidak sedikit pula mereka yang sadar akan kekurangan Indonesia dan mulai mencari solusinya.
Mari kita bicara Indonesia.
Terletak di 95 derajat bujur timur sampai 141 derajat bujur timur 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan, Indonesia merupakan Negara kepulauan paling barat pulau “We”, paling timur “Papua”, paling utara “Miangas”, paling selatan “Rote”.
Garuda menjadi lambang Negara, memiliki sayap sebanyak 17 bulu disetiap sisi, sedang bulu di ekor berjumlah 8, dan bulu disekitar leher berjumlah 45 melambangkan tanggal kemerdekaan resmi Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Indonesia juga berjuluk dengan sebutan “nusantara” yang secara etimologi tersusun dari dua kata, ”nusa” dan ”antara”. Jika dikupas dari kata per kata, kata ”nusa” dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata ”nusa” berasal dari dari kata nesos yang berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Maka kata ”nusa” juga mempunyai kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar (sebagaimana pemaknaan dalam Sumpah Palapa Patih Gadjah Mada di Kerajaan Majapahit). Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”antara” mempunyai makna, yaitu antar (antara), relasi, seberang, dan laut.
Dari penjabaran di atas, penggabungan kata ”nusa” dan ”antara” menjadi kata ”nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut.
Arti dari pernyataan pertama dapat merujuk pada keseluruhan wilayah di dunia. Sedangkan pernyataan kedua dapat berarti bangsa-bangsa (yang kini telah bersulih menjadi negara-negara) di seluruh dunia. Pernyataan kedua juga dapat dikembangkan lagi, yaitu kata ”nusantara” mempunyai persamaan dengan kata ”internasional” (international) yang jika dikupas dari kata per kata menjadi inter atau antara atau laut dan nation atau bangsa. Sehingga kata ”internasional” (international) dapat bermakna bangsa-bangsa yang terpisah oleh laut atau dapat pula berarti relasi antara bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Namun layaknya manusia, selain kelebihan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau disingkat NKRI memiliki kekurangan pula Dari 1001 cerita tentang kelemahan Indonesia, kita harus tahu bahwa ada 1002 alasan mengapa kita harus bangga akan Negara Indonesia.
Dibalik maraknya kasus korupsi, bunuh diri, degradasi moral, dan tindak negatif lain, tentunya hal tersebut bukan hanya untuk direnungi semata. Kekurangan itu bukan untuk difikirkan, tapi untuk dicarikan solusinya. Kekurangan itu bukan untuk difikirkan oleh kita yang tidak memiliki “power” atau kekuasaan, tapi itu urusan mereka para wakil rakyat yang kita pun turut andil memprakarsai naiknya mereka di kursi panas Senayan sana.
Hal yang harus kita lakukan sebagai rakyat biasa, diawali dengan membanggakan dan mengingat hal-hal positif akan Indonesia, bagaimana kemerdekaan itu bisa diraih, heterogenitas masyarakat dengan puluhan suku bangsa, bahasa, dan kebudayaannya, prestasi yang pernah diraih oleh anak-anak bangsa di berbagai bidang seperti pendidikan, olahraga, dan lainnya.
Bila kita hanya terdiam dan terpaku akan kekurangan saja, maka kita takkan mengambil langkah untuk maju dan mencari solusinya.Jalan terbaik untuk mengurangi bahkan menghapus hal buruk adalah dengan berfikiran positif dan berfikir hal-hal baik tentang masalah kita.
Berikut bakal saya tulis mengenai hal; kenapa kamu, kita, mereka harus bangga akan Indonesia.
Pertama, Indonesia adalah negara yang merebut kemerdekaannya dengan perjuangan bangsanya sendiri, bukan atas hadiah dari penjajah. Lupakah kita dengan sejarah? Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang adalah bayaran mahal atas darah bahkan nyawa para pahlawan yang berjuang hanya dengan bambu runcing melawan para penjajah yang beralatkan baja. Senjata mereka mungkin sangat sederhana, namun mereka memiiki senjata tak terlihat yang luar biasa yaitu semangat nasionalisme, persatuan, keyakinan, optimisme untuk merdeka. Tidakkah kita bangga atas prestasi tak ternilai negeri kita?
Kedua, Indonesia merupakan negeri yang indah dan subur. Membentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau besar dan kecil dengan kekeyaan alam yang luar biasa, baik hayati maupun non hayati dan keindahan yang begitu memukau seperti Bali, Wakatobi, Raja Ampat, dan masih banyak lagi.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keindahan alam yang sangat mempesona. Pesona keindahan alam Indonesia sudah menjadi buah bibir masyarakat dunia sejak dahulu, sehingga Indonesia menjadi tujuan wisata favorit masyarakat dunia. Pada 2012 saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 8 juta turis asing yang mengunjungi Indonesia.
Ketiga, Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa. Hal ini tentu saja sangat mengagumkan, karna jarang sekali ada negara yang memiliki ribuan suku bangsa seperti yang dimiliki oleh Indonesia.
Indonesia tidak hanya kaya akan hasil alam namun juga kaya akan budaya dengan ribuan suku, ras, tradisi, dan beberapa agama. Meski demikian Indonesia tetap hidup rukun, seperti semboyannya Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat, Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang ramah dan santun. Contoh kecilnya, di negara-negara eropa mereka memanggil kakak atau abangnya dengan sebutan nama saja, sementara kita memanggil dengan sapaan kakak atau abang sebagai wujud penghormatan kepada yang lebih tua. Untuk hal berpakaian, sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengutamakan kesopanan dengan berpakaian yang menutup aurat. Mungkin karena keramahan dan kesopan inilah yang membuat banyak touris yang kerasan di Indonesia.
Kelima, Indonesia merupakan negeri yang cukup aman dimana kaum minoritas tidak merasa tertekan tinggal di negeri ini. Coba kita bandingkan dengan negara-negara lain yang sering bergejolak, seperti Mesir, dimana kaum minoritas tertindas. Di Indonesia kaum minoritas bisa dengan tenang melaksanakan ibadahnya selama itu tidak sesat dan mengganggu kepercayaan lain. Di negara dimana untuk beribadah seperti sholat saja harus sembunyi-sembunyi bahkan daerah yang mengesampingkan mereka yang berjilbab.
Keenam, meski Indonesia sering diremehkan di mata asing, kita tetap berusaha membuktikan kalau kita bisa walaupun dengan jatuh bangun. Kita bisa lihat bagaimana pemain Timnas berusaha sekuat mungkin untuk menang meski kadang mereka sadar mereka tidak sebanding dengan lawannya yang jauh lebih unggul. Untuk hasinya dapat kita lihat sepak bola Indonesia mulai berangsur-angsur bangkit meski dihadapi sekelumit masalah. Indonesia juga terkenal dengan diunggulkannya dalam olahraga badminton. Kita kenal siapa Rudy Hartono, Taufik Hidayat, Susi Susanti, Tomi Dwi Kurniawan, dan atlet lainnya.
Tidak hanya di bidang olahraga, aspek intelektual dan teknologi modern pun selalu ada nama yang berasal dari Indonesia, salah satunya adalah Arrival Dwi Sentosa, pelajar kelas 2 SMPN 48 Bandung, yang di claim sebagai pembuat antivirus Artav yang sekarang sudah didownload ribuan orang.
Kemudian Muhammad Yahya Harlan, siswa kelas 1 SMP Alam Bandung pembuat situs salingsapa.com. Lucu, jika sebagian orang masih buta tentang facebook, sedangkan anak ini sudah bikin sesuatu yang gak kalah dengan facebook.
Di zaman orde baru kita juga pernah membuktikan kepada dunia kita bisa menciptakan pesawat terbang dengan tipe N219 yang seluruhnya dikerjakan oleh bangsa Indonesia sendiri, di bawah arahan B J Habibie. Cemoohan negara lain awalnya sempat diterima B J Habibie, namun akhirnya mereka mengakui kempuannya.
Lalu ada karya busana Dian Pelangi yang go internasional bahkan ratu Inggris menyukainya, Syamsi Ali yang bertugas sebagai staf Penhumas Perwakilan tetap RI untuk kantor PBB adalah Imam di Islamic Center of New York yang menjadi murabbi bagi warga dunia yang mengalami kegersangan spritual di New York. Selanjutnya ada Chris John, juara tinju dunia merupakan sedikit contoh prestasi anak bangsa di kancah Internasioanal dari sekian banyak lainya.
Jadi, masihkah kita gengsi untuk mengatakan "bangga menjadi bangsa Indonesia" dari begitu banyak prestasi dan kebanggaan yang kita miliki? Cintailah Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita ini. Mengutip dari perkataan Prabowo; “Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi”.
Lantas, apakah kalian merasa cemburu?
Cemburu dengan prestasi yang dicatat orang Indonesia lain?
Yasudah, kita tidak akan membahas tentang itu, yang terpenting kamu, kita, mereka, dan semua orang Indonesia mulai sadar dan “ngeh” dengan keunggulan bangsa kita. Jangan difikirkan saja mengenai “kekurangan” bangsa kita. Nah, ini tugas kita kaum muda. Sebagai generasi penerus perjuangan founding father, sepatutnya kita harus memajukan bangsa kita dari berbagai aspek terutama permasalah moral bangsa.
Sekian tulisan dari saya. Semoga bermanfaat. Wassalam.
Bagi rekan yang mau copas, silahkan dengan syarat disertakan link dan author dari penulis. Hehe… Be a pair blogger.
Bahan tulisan:
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
0 comments: