Mungkin pernah diantara kita yang sering bertanya, “Kenapa Allah Belum Menjawab Do’a Kita? Bahkan ketika kita sudah melaksanakan ibadahnya dengan sering, dan meninggalkan larangannya dengan banyak” Disini saya tulis Sebuah Analogi Sederhana, karena saya selalu teringat akan sebuah kisah tentang dua orang pria dengan dua orang pengamen.
Dikisahkan ada seorang bapak yang bertanya pada ustadz dalam salah satu kesempatan. Bapak itu mengeluh dan curhat ke ustadz tersebut perihal do’anya yang belum diijabah oleh Allah SWT.
Bapak: “Ustadz, kenapa sampai saat ini Allah belum mengabulkan do’a-do’a saya? Padahal saya sering sholat malam, sholat fardhu tidak ketinggalan berjama’ah terutama shubuh dan isya, sholat dhuha menjadi fokus perhatian dan sholat sunnat lain. Zakat kutunaikan, infaq kusegerakan, haji sudah kulakukan. Lalu kenapa Allah masih belum saja mengabulkan do’a saya? Bahkan tetangga saya sendiri yang jarang sholat ke mesjid, apalagi sholat malam, tidak baik dengan tetangga, malah diberikan kemudahan oleh Allah?”
Ustadz itu memberikan sebuah analogi dengan pengamen. Lalu terjadilah percakapan lanjut:
Ustadz: “Pak, ibaratnya begini. Bila bapak sedang berada disebuah cafe, lalu didatangi dua orang pengamen. Satu pengamen bernyanyi dengan suara yang tidak mengenakan telinga bapak, apa yang bapak akan lakukan?”
Bapak: “Saya akan segerakan memberinya uang supaya cepat pergi”
Ustadz: “Nah, sekarang bila bapak kedatangan pengamen satu lagi. Namun kali ini ia bernyanyi dengan suara emas dan enak didengar. Apa yang akan bapak lakukan?”
Bapak: “Saya akan tunggu sampai ia selesai menyanyikan lagu itu. Bahkan saya bisa saja memintanya bernyanyi lagu lain. Lalu kenapa ustadz menyangkut pautkan dengan pengamen?”
Ustadz: “Begini, itu adalah perumpamaan ijabahnya sebuah do’a. Kita saja – seorang manusia – akan mensegerakan hal yang tidak disukai untuk cepat berlalu. Dan akan memperlambat hal yang dicintai untuk tidak cepat pergi. Maka dari itu Allah mensegerakan tetangga bapak untuk bisa cepat merasakan kebahagiaan sementaranya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencintai hamba-Nya yang sering berdo’a, sholat malam, dan selalu berbuat kebaikan terhadap sesama. Dan Allah ingin mendengar rintihan hamba-Nya dalam bersujud memohon kepada-Nya bahkan justru terkesan menahan do’a-do’anya.
Allah ingin melihat cucuran air mata hamba-Nya karena takut kepada-Nya. Bukan Allah lupa atau pilih kasih. Tetapi Allah selalu punya alasan terhadap sesuatu. Mungkin karena kita belum siap pada saat ini menerima rizqi dari-Nya.
Maka dari itu, tetaplah berhusnudzon kepada Allah dan terus memohon tanpa jemu sedikitpun.
Subhanalloh… Wallohu a’lam.
0 comments: