January 17, 2014

Persimpangan Hidup

Aku hidup dalam sebuah persimpangan yang semua arahnya menuntunku kepada masa depan. Saat ini ku belum bisa menentukan arah mana yang harus kutempuh dan kaki ini ku pijakkan.
-
Ada arah yang menuntunku pada kesenangan. Sebuah upaya dan tindakan yang bisa membuatku terus merasakan kenikmatan. Sebuah arah yang tak seorang pun bisa melawan. Semua milikku. Semua terserah aku.
-
Arah kedua berbicara tentang kecurigaan. Setiap perbuatan yang kulakukan selalu berbuntut rasa curiga dan tanda tanya. Arah yang hanya membuatky menjadi skeptis dan sering berburuk sangka. Entah ini baik karena melindungiku dari keburukkan, atau memang langkah yang akan menjatuhkanku secara perlahan.
-
Arah yang lainnya adalah sebuah pemberdayaan. Sebuah usaha yang menuntut aku menjadi sosok aktif dan selektif dalam memutuskan perkara. Tuntutan yang banyak ini memang menjadikanku tampak dan terkesan sempurna dimata mereka. Apalagi oleh pacar atau orangtua. Namun tuntutan ini hanyalah tuntutan. Terkadang sangat mekasa! Ia, memaksa.
-
Ini arah terakhir dan tak ada lagi arah yang bisa kutempuh, karena semua telah habis kubayangkan. Ini tentang kepercayaan. Percaya bahwa setiap langkah yang ku pijak adalah tepat. Percaya bahwa Tuhan selalu memberikan arah tepat untuk hamba-Nya yang terus berdo'a. Setiap kesalahan yang kulakukan - bila ku bertobat - insya Allah akan terampuni. Kucoba percaya itu semua.
-
Hanya saja.
Ada sedikit permasalahan disini.
Aku terlahir sebagai sosok buta.
Aku tercipta tanpa indra sempurna.
Aku membaca tidak dengan mata, tapi dengan lisan sebaya.
Aku mendengar tidak dengan telinga, tapi hati yg terbisik bimbingan-Nya.
Aku merasa tidak dengan kulit raga, tapi petunjuk dari do'a yang kupinta dari-Nya.
-
Lalu arah mana yang harus kubawa?
Percaya begitu saja ataukah melangkah sesuka saya?
Aku bahkan belum menyadari dimana Tuhan berada.
Aku bahkan belum mengtahui Tuhan akan memutuskan apa.
Aku pun bahkan tak tahu Tuhan akan membuktikan kekuasaan-Nya dengan cara apa.
-
Pada akhirnya, aku akan melangkah semauku, dan kita lihat apa yang akan terjadi nanti. Ga akan banyak berteori. Biar Tuhan yang menunjukkan bukti.
-
Bismillah.
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network

0 comments: