Selamat pagi dunia...
Satu hari berganti dan sampai dimana kita, dari jejak keseratus kematian. Jika Al-Faruq telah membakar kapalnya. Maka apa yang sudah kita lakukan untuk tetap konsisten. Ayo berjuang, karena kitalah da'i itu, bukan siapa-siapa.
Hiasilah tidurmu dengan tetesan air wudhu, pejamkan matamu dengan alunan dzikrullah... Selimutilah tidurmu dengan kalimat syahadat, alaskanlah tidurmu dengan sepotong doa.
Manusia sejati adalah manusia yang selalu menyadari kelemahan dan kerapuhan dirinya sehingga ia selalu berusaha terus menerus memperbaiki diri, sampai ia datang ke hadapan Penguasa kehidupan ini dengan penuh ketenangan.
Wanita diciptakan bukan dari tulang rusuk atas untuk memerintah, bukan dari rusuk bawah untuk dipijak, tetapi letaknya rusuk itu di bagian dada dan berdekatan dengan tangan, berarti tangan yang membelai dan hati yang mempunyai perasaan dan kasih sayang.
Selemah-lemahnya manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah ia cari.
Mengaku kekurangan diri adalah tangga kesempurnaan budi, keberanian yang luar biasa itu adalah berusaha terus mengisi kekurangan. Semoga apa (kelebihan dan kekurangan) yang di dapat hari ini bisa kita petik hikmahnya, karena orang yang mukmin, kapan dan di manapun ia menemukannya, maka ia lah yang paling berhak menerimanya.
Ketika kehidupan memberi seribu alasan untuk menangis. Tunjukkanlah bahwa kamu punya sejuta alasan untuk tersenyum... Ketika kamu merasa yang terlemah, ingatlah bahwa ada orang yang selalu tersenyum untuk menguatkanmu.
Ketika waktu terus berjalan dan umur telah ditentukan, tak kita sadari saat kita melangkah ke depan tanpa berbuat sesuatu yang berarti untuk orang lain itu sesungguhnya kebodohan. Mencari kepuasan untuk dunia tidak akan ada akhirnya, dan siapkah kita seumpama nyawa kita di ambil saat ini, detik ini? Siapkah kita meninggalkan orang-orang yang kita cintai tanpa meninggalkan kesan dan pesan berarti untuk mereka?
Telah disampaikan oleh Ibnu Qoyyim bahwa pada hari-hari akhir hayatnya Ibnu Taimiyah berkata: "Demi Allah, sejak aku memasuki akil baligh hingga saat ini, aku tidak yakin bahwa aku bisa menjalankan ajaran Islam dengan baik. Karenanya aku selau berusaha memperbaiki ke Islaman ku" ...... Bagaimana dengan kita?
Selalu ada harapan dalam keyakinan, selalu ada keteguhan dalam kesabaran, selalu ada hikmah dalam kesykuran... Rangkullah dakwah sebagai cinta, dekaplah dengan pengorbanan, hangatkan dengan ukhuwah, sirami dengan air mata malammu, hiasi harinya dengan taqwa, sempurnakan wujudnya dengan akhlak mulia, jadikan di hatimu sebagai pelita... Untuk saudara-saudaraku yang tak pernah lelah berjuang. Teruslah berjuang dan berkarya... Innallaha ma'anaa... Dan jikalau pengorbanan ini yang akan mengantarkan kita ke syurga, mengapa kita harus ragu?
0 comments: